Liputan6.com, Jakarta Wajah ceria tampak dari raut Edy Kamaraha, nelayan asal desa Kawasi, Pulau Obi, saat turun dari perahu motor. Ia membawa dua ekor ikan Goropa dan Bubara yang berbobot masing-masing sekitar 8 kg menuju halaman bangunan Sentra Usaha Tani Nelayan (SUTAN) berkelir biru untuk membersihkan hasil tangkapannya.
“Ikan di sini (perairan Kawasi) besar-besar dan segar. Berkat bantuan Harita Nickel, kami bisa menyimpan sementara ikan hasil tangkapan dan kualitas ikannya tetap terjaga,” ujarnya sembari memasukkan dua ekor ikan tersebut ke dalam salah satu cold storage berkapasitas 500 kg.
Tingginya potensi ekosistem biota laut di perairan Kawasi disambut oleh kelompok nelayan Desa Kawasi karena hasil tangkapannya dapat memenuhi kebutuhan pangan karyawan Harita Nickel.
Bantuan berupa perahu, cold storage, dan terlebih lagi jalur distribusi pemasaran hasil tangkapan kelompok nelayan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi karyawan Harita Nickel, menjadi salah satu program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat oleh perusahaan.
Tujuannya untuk meningkatkan produktivitas dan perekonomian warga. Tak hanya nelayan, bantuan ini juga diberikan kepada supplier lokal yang selama ini menyuplai ikan bagi perusahaan.
Sebelumnya, pemenuhan kebutuhan ikan untuk karyawan perusahaan berasal dari luar Pulau Obi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nelayan Desa Kawasi tidak bisa menyuplai kebutuhan perusahaan, dan salah satunya karena tidak ada tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan. Akibatnya, kualitas ikan tidak segar dan tidak dapat dijual kembali.
Berangkat dari hal tersebut, program pemberdayaan kepada nelayan melalui pengadaan perahu dan tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan (cold storage) yang dikelola oleh nelayan Desa Kawasi dijalankan. Ketika nelayan sudah memiliki tempat penyimpanan, maka kualitasnya dapat terjamin.
Perairan Pulau Obi dilewati Arus Lintas Indonesia (ARLINDO), sehingga menyebabkan dinamika produktivitas perairan. ARLINDO melewati bagian utara Obi melalui utara Pulau Bisa, bagian barat Obi, dan bagian selatan melalui selatan Pulau Gamumu.
Sebaran konsentrasi klorofil-a tertinggi terdapat di bagian utara Pulau Obi, dan suhu permukaannya pun tergolong lebih hangat. Secara keseluruhan, perairan pulau Obi memiliki perairan yang subur karena klorofilnya melimpah. Hal tersebut dijelaskan dalam penelitian “Fish Basket Survey Desa Kawasi dan Desa Soligi di Pulau Obi”.
“Di Obi itu perairannya subur karena klorofilnya melimpah, sehingga nelayan tetap menjadi nelayan,” jelas M. Janib Achmad selaku Ketua Tim Peneliti sekaligus Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Khairun, Ternate.
“Ada konsekuensi logis yang secara langsung bisa berhubungan, yakni permintaan pasar di perusahaan yang tinggi menyebabkan jumlah nelayan bertambah,” tambahnya.
Kondisi ini juga disampaikan oleh Tonny H. Gultom, Head of HSE & Sustainability HARITA Nickel, bahwa biota perairan Obi Barat secara alamiah melimpah, meski tidak sebanyak di Obi Utara atau Selatan.
“Produktivitas primer suatu perairan erat kaitannya dengan kondisi oseanografi yang membawa nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan fitoplankton di dekat permukaan laut sehingga memperkaya biomassa di kawasan tersebut,” jelasnya.
Link Berita : www.liputan6.com